Back

Pound Sterling Menghadapi Tekanan karena Dolar AS Menguat Jelang Laporan Nonfarm Payrolls

  • Pound Sterling turun dari 1,2680 karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah merugikan mata uang yang sensitif terhadap risiko.
  • Penurunan tajam dalam ekspektasi inflasi Inggris meningkatkan harapan penurunan suku bunga BoE lebih awal, sehingga membebani Sterling.
  • Dolar AS bangkit kembali menjelang laporan Nonfarm Payrolls AS.

Pound Sterling (GBP) mundur ke 1,2620 pada sesi London Jumat ini setelah gagal merebut kembali resistance angka bulat 1,2700. Pasangan GBP/USD mundur karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan kehati-hatian di antara para pelaku pasar menjelang laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat untuk bulan Maret telah meningkatkan permintaan Dolar AS.

Meningkatnya ketidakpastian mengenai kapan Federal Reserve (The Fed) akan mulai menurunkan suku bunga membuat para investor gelisah. Pada hari Kamis, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan penurunan suku bunga tidak diperlukan tahun ini jika inflasi terhenti. Kashkari juga mengatakan dia memprakirakan dua penurunan suku bunga pada tahun 2024 dalam dot plot terbaru.

Sementara itu, berkurangnya ekspektasi inflasi di Inggris telah membebani Pound Sterling. Survei Panel Pengambil Keputusa/Decision Maker Panel (DMP) Bank of England (BoE) terbaru untuk bulan Februari menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan memprakirakan harga jual dan inflasi upah akan melambat pada tahun depan. Ekspektasi harga jual melambat ke 4,1% dari 4,3%, angka terendah dalam dua tahun terakhir. Ekspektasi pertumbuhan upah melemah ke 4,9% pada basis moving average tiga-bulan dari 5,2% di Februari.

Meredanya ekspektasi inflasi diprakirakan akan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga BoE pada pertemuan bulan Juni. Meningkatnya harapan penurunan suku bunga BoE lebih awal berdampak negatif pada Pound Sterling.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Pound Sterling Melemah Sementara Dolar AS Stabil Menjelang Data Tenaga Kerja

  • Pound Sterling melanjutkan koreksinya ke 1,2620 karena sentimen hati-hati di pasar. Meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian di Timur Tengah menjelang rilis laporan NFP Amerika Serikat untuk bulan Maret mendorong pemulihan Dolar AS.
  • Indeks Dolar AS (DXY) bangkit kembali dari terendah dua minggu 103,90. Pembunuhan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam/Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) Iran akibat serangan udara pasukan Israel di Damaskus telah memperdalam kekhawatiran terhadap keterlibatan langsung Iran dalam perang Israel-Palestina.
  • Ke depannya, pergerakan Dolar AS selanjutnya akan dipandu oleh laporan NFP AS, yang akan dipublikasikan pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Para pengusaha di AS diprakirakan akan merekrut 200 ribu pekerja, lebih rendah dari sebelumnya 275 ribu. Tingkat Pengangguran diprakirakan tetap stabil di 3,9%. Para investor akan sangat fokus pada data Pendapatan Rata-Rata Per Jam, yang akan memberikan prospek inflasi baru. Pada basis tahunan, pertumbuhan upah diprakirakan melemah ke 4,1% dari 4,3% di Februari.
  • Permintaan tenaga kerja yang kuat dan pertumbuhan upah yang lebih tinggi dapat memungkinkan Federal Reserve untuk menunda rencana penurunan suku bunga, sementara tanda-tanda pelonggaran kondisi pasar tenaga kerja akan meningkatkan harapan penurunan suku bunga pada pertemuan bulan Juni.
  • Pound Sterling jatuh karena para investor berharap Bank of England akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni karena berkurangnya tekanan harga. Harapan BoE akan menurunkan suku bunga mulai bulan Juni diperkuat setelah Gubernur BoE Andrew Baily mengatakan bahwa ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga dua atau tiga kali pada tahun ini adalah wajar.
  • Sementara itu, data IMP Jasa Inggris bulan Maret yang lemah, yang dirilis pada hari Kamis, telah berdampak pada prospek ekonomi. IMP Jasa turun ke 53,1, meleset dari ekspektasi dan sebelumnya 53,4. Tim Moore, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, mengatakan: "Pemulihan output sektor jasa kehilangan sedikit momentum selama bulan Maret, dan lebih besar dari yang ditunjukkan oleh hasil IMP pendahuluan, namun gambaran keseluruhannya masih cukup positif."

Analisis Teknis: Pound Sterling Menemukan Tekanan Jual di Dekat 1,2680

GBPUSD
Pound Sterling semakin jatuh setelah mundur dari tertinggi dua minggu 1,2680. Pasangan GBP/USD gagal bertahan di atas Exponential Moving Averages (EMA) 20-hari dan 50-hari, yang berada di sekitar 1,2660. Sementara itu, EMA 200-hari di 1,2566 terus memberikan support.

Dalam jangka waktu yang lebih luas, support horizontal dari terendah 8 Desember di 1,2500 akan memberikan support lebih lanjut kepada Pound Sterling. Sementara itu, kenaikan diprakirakan akan tetap terbatas di dekat tertinggi delapan bulan di sekitar 1,2900.

Relative Strength Index (RSI) 14-periode rebound di atas 40,00 setelah tergelincir di bawahnya. Ini tidak boleh dianggap sebagai “pembalikan bullish” sampai menembus di atas 60,00.

USD/CHF Rebound Jelang Data Tenaga Kerja AS, Naik Lebih Tinggi ke Dekat 0,9030

USD/CHF naik ke dekat 0,9030 pada jam-jam awal sesi Eropa pada hari Jumat, yang dapat dikaitkan dengan pemulihan Dolar AS (USD). Kebangkitan imbal hasil jangka panjang kupon obligasi AS 10-tahun telah memperkuat Greenback, sehingga memberikan dukungan untuk pasangan USD/CHF.
Baca lagi Previous

EUR/USD Pullback di Balik Risiko Geopolitik, Pejabat The Fed dan Data Jerman

EUR/USD diperdagangkan kembali ke ujung bawah 1,0800an pada hari Jumat setelah ditolak oleh penjual di Simple Moving Average (SMA) 100-hari utama di 1,0874.
Baca lagi Next