Back

GBP/USD Merosot dari Puncak Mingguan di Tengah Berita Beragam Brexit, Omicron Jelang Data AS

  • GBP/USD mencatat negatif harian pertama dalam tiga hari, penjual menyerang terendah intraday dengan penurunan minor.
  • Inggris-UE mendekati kesepakatan perikanan pada stok 2022, DUP akan mendorong Menteri Brexit Truss menuju Pasal 16.
  • Infeksi covid Inggris melonjak melewati 100 ribu untuk pertama kalinya dalam catatan, optimisme terhadap pil virus, vaksin juga memudar.
  • Pesanan Barang Tahan Lama AS, Inflasi PCE akan menghiasi kalender ekonomi, katalis risiko sangat penting.

GBP/USD mengkonsolidasikan kenaikan baru-baru ini di sekitar puncak mingguan, penurunan intraday 0,10% di sekitar 1,3350 pada Kamis pagi.

Dengan demikian, pasangan GBP menggambarkan keragu-raguan pasar di tengah beragamnya kekhawatiran di seputar Brexit dan Omicron. Hal yang sama menantang tren naik dua hari sebelumnya berdasarkan optimisme di seputar penyembuhan varian covid Afrika Selatan, dijuluki sebagai Omicron, serta informasi positif terbaru atas rencana stimulus Build Back Better (BBB) ​​Presiden AS Joe Biden.

Dimulai dengan Brexit, Independent mengeluarkan sebuah cerita yang mengatakan, "Inggris telah menyetujui kesepakatan perikanan baru dengan Uni Eropa tentang bagaimana membagi persediaan bersama di tahun depan." Namun, rinciannya juga mengutip perjanjian itu sebagai, "urusan terpisah dari pertikaian tentang izin penangkapan ikan yang telah memicu ancaman perang dagang dan mendorong kapal pukat Prancis untuk memblokade Selat."

Di tempat lain, Daily Telegraph menyebutkan bahwa Partai Persatuan Demokratik/Democratic Unionist Party (DUP) siap untuk mendorong Menteri Brexit Liz truss ke jalan yang sulit. “Unionis ingin Pasal 16 Protokol Irlandia Utara dipicu sebelum pemilu Stormont pada bulan Mei,” kata berita itu.

Di halaman berbeda, Inggris terus mencatatkan angka covid yang suram dengan angka terbaru 106.122 infeksi harian seperti dilansir BBC. Berita itu juga menyebutkan angka tersebut sebagai, "Delapan kasus harian tertinggi sejak pandemi dimulai sejak 15 Desember."

Perlu dicatat bahwa kekhawatiran Gedung Putih terhadap ketersediaan pil Pfizer untuk melawan Omicron yang baru-baru ini mendapat persetujuan Food and Drug Administration (FDA) AS menantang sentimen risk-on sebelumnya dan membebani harga GBP/USD. Di baris yang sama adalah lockdown terbesar yang pernah ada di Tiongkok, sekitar 13 juta penduduk di Xi'an seperti yang dinyatakan oleh Wall Street Journal (WSJ).

Namun, harapan stimulus AS dan data yang lebih kuat menantang pembeli pasangan mata uang ini. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, seperti dilansir Reuters, "Kami percaya bahwa Senator Manchin telah terlibat dengan kami selama beberapa bulan dengan itikad baik."

Berbicara tentang data, PDB kuartal ketiga AS naik 2,3%, melampaui perkiraan 2,1% sedangkan Keyakinan Konsumen CB untuk Desember 115,8, lebih baik daripada revisi ke atas sebelumnya 111,9. Sebaliknya, PDB kuartal ketiga Inggris turun di bawah 1,3% ke 1,1%.

Dengan latar belakang ini, S&P 500 Futures sulit mengikuti kenaikan Wall Street sementara imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun naik-turun di sekitar 1,45% setelah turun untuk pertama kalinya dalam tiga hari pada hari Rabu.

Selanjutnya, pedagang GBP/USD akan memperhatikan inflasi PCE AS dan Pesanan Barang Tahan Lama untuk bulan November untuk mencari dorongan baru sambil mengawasi berita Brexit dan Omicron.

Analisis teknis

Penembusan jelas garis tren menurun lima minggu, di 1,3335 pada saat berita ini dimuat, mendukung pembeli GBP/USD untuk menargetkan tertinggi baru bulanan, saat ini di sekitar 1,3275.

 

Analisis Harga AUD/USD: Turun Kembali Menuju SMA 200 Dekat 0,7200

AUD/USD mengkonsolidasikan kenaikan baru-baru ini di sekitar 0,7200, turun 0,20% intraday setelah naik selama dua hari berturut-turut. Dengan demikian
Baca lagi Previous

Analisis Harga GBP/JPY: Penjual Memegang Kendali di Resistance Harian

Grafik harian menggambarkan harga bertemu bekas support yang dibentuk pada pertngahan November. Jika pasar pullback, maka ada prospek pengujian ulang
Baca lagi Next